KEANEKARAGAMAN JENIS MEGA GASTROPODA DI PERAIRAN PULAU MIANG BESAR KECAMATAN SANGKULIRANG KABUPATEN KUTAI TIMUR

Authors

  • Zul Universitas Mulawarman
  • Jailani Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Perikanan, Universitas Mulawarman
  • Paulus Taru Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Perikanan, Universitas Mulawarman

DOI:

https://doi.org/10.30872/tas.v3i1.840

Keywords:

Pulau Miang Besar, Indeks Keanekaragaman, Gastropoda.

Abstract

Gastropoda adalah salah satu kelas dari moluska yang diketahui berasosiasi dengan baik terhadap ekosistem lamun. Komunitas gastropoda merupakan komponen yang penting dalam rantai makanan di padang lamun, dimana gastropoda merupakan hewan dasar pemakan detritus (detritus feeder) dan serasah dari daun lamun yang jatuh dan mensirkulasi zat-zat yang tersuspensi didalam air guna mendapatkan makanan. Terbatasnya informasi mengenai Mega Gastropoda di Pulau Miang Besar, mendorong penulis untuk lebih mengetahui bagaimana tingkat keanekaragaman Mega Gastropoda padang lamun di daerah tersebut. Oleh sebab itu perlu dilakukan penelitian tentang Keanekaragaman dalam hal ini Mega Gastropoda padang lamun di Pulau Miang Besar. Penentuan lokasi pada penelitian ini menggunakan metode Purposive sampling. menggunakan metode transek kuadran 0,5 m x 0,5 m. Data di analisis dengan menghitung Indeks Keanekaragaman (H’), Indeks Kemerataan (E), dan Indeks Dominansi (C). Ditemukan 3 jenis Mega Gastropoda pada 3 stasiun penelitian diantaranya ialah Strombus sp., Cypraea tigris., Conus sp. Indeks keanekaragaman Mega Gastropoda pada perairan Pulau Miang Besar diperoleh nilai berkisar antara 0,265 – 0,381 yang menunjukkan bahwa keanekaragaman Mega Gastropoda di perairan Pulau Miang Besar termasuk dalam kategori rendah. Menggunakan 20 m2.

References

Andrianto, H. 1989. Studi Morfologi Tedong Gonggong (Strombus canarium Linne, 1758) dan Asosiasinya dengan Fauna Moluska di Perairan Pulau Bintan, Riau. Fakultas Perikanan – IPB, Bogor, 139.
Asikin, 1982. Kerang Hiiau. Jakarta : PT. Penebar Swadaya.
Basmi, H. (2000). Plankton Sebagai Indikator Kualitas Perairan. Bogor: Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, IPB.
Batuwael, A. W. dan D. Rumahlatu. 2018. Asosiasi gastropoda dengan tumbuhan lamun di Perairan Pantai Negeri Tiouw Kecamatan Saparua Kabupaten Maluku Tengah. Biopendix. 4(2):109-116.
Fachrul, F. (2007). Metode Sampling Bioteknologi. Jakarta: Bumi Aksara.
Gundo, M.T. 2010. Kerapatan, Keanekaragaman dan Pola Penyebaran Gastropoda Air Tawar di Perairan Danau Poso. Media Litbang Sulteng III (2): 137-143.
Hitalessy, R.B., Leksono, A.S., & Herawati, E.Y. (2015). Struktur Komunitas Dan Asosiasi Gastropoda Dengan Tumbuhan Lamun di Perairan Pesisir Lamongan Jawa Timur. J-PAL. 6 (1): 64-73.
Odum, E. P. 1993. Dasar-dasar Ekologi. Diterjemahkan dari Fundamental of Ecology oleh T. Samingan. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.
Odum, E.P. 1994. Dasar-Dasar Ekologi. Edisi 3. Terjemahan T. Samingan.Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Rahmawati, D., 2011. Pengaruh Kegiatan Industri Terhadap Kualitas Air Sungai Diwak di Bergas Kabupaten Semarang dan upaya pengendalian pencemaran air sungai. Tesis MIL Universitas Diponegoro..
Rochmady, 2010. Rehabilitasi Ekosistem Padang Lamun. Makassar. Universitas Hasanuddin.
Soegianto, 1994. Ekologi Kuantitatif Metode Analisis Populasi dan Komunitas. Surabaya: Usaha Nasional.
Stone (2004). Human resource management. 5th edition, Australia: John Wiley & Sons.
Suhardi. 2012. Pengembangan Sumber Belajar Biologi. Yogyakarta : Jurdik Biologi FMIPA UNY

Downloads

Published

23-06-2024

How to Cite

Zul, Jailani, & Taru, P. (2024). KEANEKARAGAMAN JENIS MEGA GASTROPODA DI PERAIRAN PULAU MIANG BESAR KECAMATAN SANGKULIRANG KABUPATEN KUTAI TIMUR. Jurnal Tropical Aquatic Sciences, 3(1), 77–89. https://doi.org/10.30872/tas.v3i1.840