POLA SEBARAN VEGETASI LAMUN BERDASARKAN PERBEDAAN KEDALAMAN DI PERAIRAN DUSUN MALAHING KOTA BONTANG
DOI:
https://doi.org/10.30872/tas.v2i1.930Keywords:
Distribution pattern, Seagrass vegetation, Depth, MalahingAbstract
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui jenis lamun, pola sebaran, komposisi jenis, indeks kerapatan dan keanekaragaman, keseragaman dan dominansi lamun di perairan Malahing Kota Bontang. Metode yang digunakan di penelitian ini adalah metode observasi langsung. Jumlah stasiun pengamatan hanya 1 stasiun yang terdiri dari 4 plot. Panjang total lokasi penelitian adalah 40 meter dan jarak antar plot adalah masing – masing 10 m. Metode pengambilan data menggunakan metode transek garis dengan transek kuadran 50 x 50 cm. Berdasarkan hasil analisis, ditemukan 2 jenis lamun yaitu Enhalus acoroides dan Thallasia hemprichii. Spesies E. acoroides merupakan jenis lamun yang paling banyak ditemukan di kedalaman 0-5 cm, sedangkan di kedalaman 105-110 cm, spesies T. hemprichii ditemukan lebih sedikit. Nilai komposisi jenis lamun pada kedalaman 0-5 cm (10%), 35-40 cm (21,95%), 70-75 cm (135,75%), 105-110 cm (4,72%). Nilai indeks kerapatan spesies E. acoroides tertinggi ditemukan pada kedalaman 0-5 cm , sedangkan kerapatan terendah terdapat di kedalaman 105-110 cm. Indeks kerapatan T. hemprichii tertinggi ditemukan pada kedalaman 35-40 cm, sedangkan kerapatan terendah ditemukan di kedalaman 105-110 cm. Secara umum, tingkat keanekaragaman lamun termasuk tinggi, keseragaman lamun menyebar relative sama pada suatu komunitas, dan terjadi kecenderungan dominan spesies lamun di suatu wilayah.
References
Brower, J. E., Zar, J.H., Von Ende, C.N. 1990. Field and Laboratory method for General Ecology. 3rd edition. Dubuque lowa, 213–225.
Dinas Lingkungan Hidup Kota Bontang. (2018). Kajian Kondisi Hutan Mangrove dan Terumbu Karang Kota Bontang Tahun 2018. Bontang: Dinas Lingkungan Hidup Kota Bontang.
Duarte, C. M. (2000). Marine biodiversity and ecosystem services: an elusive link. Journal of Experimental Marine Biology and Ecology, 250(1), 117–131. https://doi.org/https://doi.org/10.1016/S0022-0981(00)00194-5
English, S., Wilkinson, C., & Baker, V. (1997). Survey manual for tropical marine resources (2nd ed.). Townsville, Australia, Australian Institute of Marine Science, Townsville Australia: pp. 378.
Fadilah, P., Sari, L. I., & Irawan, A. (2022). Karakteristik plankton pada padang lamun di perairan dusun Tihi-Tihi kota Bontang Kalimantan Timur. Tropical Aquatic Sciences, 1(1), 89–97.
Faizal, B. D., Irawan, A., & Sari, L. I. (2022). Hubungan kerapatan lamun dengan kelimpahan megagastropoda di perairan pulau Miang Besar Kutai Timur. Tropical Aquatic Sciences, 1(1), 17–23.
Fortes, M. D. (2013). A review: Biodiversity, distribution and conservation of Philippine seagrasses. Philippine Journal of Science, 142(3), 95–111.
Hemminga, M. ., & Duarte, C. . (2002). Seagrass ecology. In Limnology and Oceanography (Vol. 47, Issue 2, p. 611). John Wiley & Sons, Ltd. https://doi.org/https://doi.org/10.4319/lo.2002.47.2.0611
Kuo, J. (2007). New monoecious seagrass of Halophila sulawesii (Hydrocharitaceae) from Indonesia. Aquatic Botany, 87(2), 171–175.
Odum, E. P. (1998). Dasar-dasar Ekologi: Terjemahan dari Fundamentals of Ecology. Universitas Gadjah Mada Press, Yogyakarta.
Odum, E. . (1996). Dasar – dasar ekologi (3rd ed.). Gajah Mada University Press, Yogyakarta.
Oktawati, N. O., Sulistianto, E., Fahrizal, W., & Maryanto, F. (2018). Nilai ekonomi ekosistem lamun di Kota Bontang. Enviro Scienteae, 14(3), 228–236.
Pradhana, H. D. W., Endrawati, H., & Susanto, A. (2021). Analisis kesesuaian ekosistem lamun sebagai pendukung ekowisata bahari pulau Panjang Kabupaten Jepara. Journal of Marine Research, 10(2), 213–224. https://doi.org/10.14710/jmr.v10i2.30118
Sari, D. N., Irawan, A., & Sari, L. I. (2022). Karakteristik perifiton pada daun lamun muda dan daun tua Enhalus acoroides di perairan pulau kedindingan kota Kontang Kalimantan Timur. Tropical Aquatic Sciences, 1(2), 38–45.
Siswanto, E., Aras, M., & Windarti. (2017). Jasa ekosistem padang lamun di daerah kawasan konservasi lamun Trikora ( Studi Di Desa Teluk. Berkala Perikanan Terubuk, 45(1), 59–69.
Tangke, U. (2010). Ekosistem padang lamun (Manfaat, Fungsi dan Rehabilitasi). Agrikan: Jurnal Agribisnis Perikanan, 3(1), 9–29. https://doi.org/10.29239/j.agrikan.3.1.9-29
Widyawati, D., Irawan, A., & Sari, L. I. (2022). komunitas ikan padang lamun di perairan pulau Kedindingan kota Bontang Kalimantan Timur. Tropical Aquatic Sciences, 1(2), 30–37.