STATUS MUTU AIR LAUT DI PERAIRAN SEKITAR PULAU MIANG BESAR KECAMATAN SANGKULIRANG KABUPATEN KUTAI TIMUR
DOI:
https://doi.org/10.30872/tas.v3i1.1025Keywords:
Pasang Surut, Status Mutu, Indeks Pencemaran, Pulau Miang Besar.Abstract
Perairan sekitar Pulau Miang memiliki aktivitas yang cukup tunggi, salah satunya aktivitas industri kelapa sawit yang mana limbah pembuangannya bisa langsung masuk ke dalam perairan tersebut. Kegiatan wisata dan masyarakat Pulau Miang Besar banyak yang langsung berhubungan dengan perairan. Kegiatan seperti pelayaran, penangkapan ikan dan pembuangan limbah secara langsung ke dalam perairan mempengaruhi kondisi kualitas perairan tersebut. Tujuan penelitian ini adalah menentukan status mutu air laut pada perairan Pulau Miang Besar dan untuk mengetahui atau menduga kondisi pencemaran yang ada pada perairan. Pengambilan sampel dilakukan pada saat pasang dan surut sebanyak 5 stasiun penelitian yang tersebar mengelilingi Pulau Miang Besar. Penentuan status mutu air laut menggunakan metode Indeks Pencemaran mengacu pada Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 115 Tahun 2003. Parameter yang diamati terdiri dari parameter fisika dan kimia antara lain: suhu, salinitas, TSS, oksigen terlarut, pH, fosfat, dan nitrat. Hasil analisis yang didapatkan kemudian dibandingkan dengan baku mutu yang ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2021. Status mutu air laut di perairan Pulau Miang Besar menunjukan bahwa tingkat pencemaran pada setiap stasiun termasuk dalam tercemar ringan saat pasang maupun surut. Parameter yang berpengaruh terhadap tingkat pencemaran perairan Pulau Miang adalah TSS, fosfat dan nitrat.
References
Affan, J. M. (2010). Analisis potensi sumberdaya laut dan kualitas perairan berdasarkan parameter fisika dan kimia di Pantai Timur Kabupaten Bangka Tengah. Spektra, 10(2), 99-113.
Androva, A., & Harjanto, I. (2017). Studi peningkatan kadar dissolved oksigen air, setelah di injeksi dengan aerator kincir angin savonius arreus, menggunakan do meter type lutron do-5510. Jurnal Ilmiah Teknosains, 3(2).
Araoye, P. A. (2009). The seasonal variation of pH and dissolved oxygen (DO2) concentration in Asa lake Ilorin, Nigeria. International Journal of Physical Sciences, 4(5), 271-274.
Barus, T. A. (2004). Pengantar limnologi studi tentang ekosistem air daratan.
Cloern, J. E. (2001). Our evolving conceptual model of the coastal eutrophication problem. Marine ecology progress series, 210, 223-253.
Effendi, H. (2003). Telaah kualitas air bagi pengelolaan sumberdaya dan lingkungan perairan.
Faizal, A., Jompa, J., Nessa, N., & Rani, C. (2012). Dinamika spasio-temporal tingkat kesuburan perairan di Kepulauan Spermonde, Sulawesi Selatan. J. Torani, 22, 1-18.
Ghozali, Imam. 2018. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 25 Edisi 9. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Hasibuan, Melayu. 2019. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT Bumi.
Hamuna, B., Tanjung, R. H., & MAury, H. (2018). Kajian kualitas air laut dan indeks pencemaran berdasarkan parameter fisika-kimia di perairan Distrik Depapre, Jayapura.
Hamzah, F., & Trenggono, M. (2014). Oksigen terlarut di Selat Lombok. Jurnal Kelautan Nasional, 9(1), 21-35.
Kadim, M. K., Pasisingi, N., & Paramata, A. R. (2017). Kajian kualitas perairan Teluk Gorontalo dengan menggunakan metode STORET. Depik, 6(3), 235-241.
Nybakken, J. W. (1992). Biologi Laut, suatu pendekatan ekologis, Penerbit PT. Gramedia Jakarta.
Patty, S. I. (2013). Distribusi suhu, salinitas dan oksigen terlarut di Perairan Kema, Sulawesi Utara. Jurnal Ilmiah Platax, 1(3).
Patty, S. I., Rizki, M. P., Rifai, H., & Akbar, N. (2019). Kajian Kualitas Air dan Indeks Pencemaran Perairan Laut di Teluk Manado Ditinjau Dari Parameter Fisika-Kimia Air Laut. Jurnal Ilmu Kelautan Kepulauan, 2(2).
Pingki, T. (2021). Analisis kualitas air sungai berdasarkan ketinggian sungai Bladak dan Sungai Kedungrawis di Kabupaten Blitar. e-Journal BUDIDAYA PERAIRAN, 9(2).
Rositasari, R., & Rahayu, S. K. (1994). Sifat-sifat estuari dan pengelolaannya. Oseana, 19(3), 21-31.
Ramadhan, F. Kualitas Air Cengkareng Drain, Pantai Indah Kapuk, Jakarta Utara Dan Kaitannya Dengan Pasang Surut.
Salmin, S. (2005). Oksigen terlarut (DO) dan kebutuhan oksigen biologi (BOD) sebagai salah satu indikator untuk menentukan kualitas perairan. Oseana, 30(3), 21-26.
Simanjuntak, M. (2009). Hubungan faktor lingkungan kimia, fisika terhadap distribusi plankton di perairan Belitung Timur, Bangka Belitung. Jurnal Perikanan, 11(1), 31-45.
Sugianti, Y. (2020). Current Status and Species Diversity of Seagrass in Panjang Island, Banten. Indonesian Journal of Marine Sciences/Ilmu Kelautan, 25(1).
Suhana, M. P. (2018). Karakteristik sebaran menegak dan melintang suhu dan salinitas perairan Selatan Jawa. Dinamika Maritim, 6(2), 9-11.
Surbakti, E. P. Kandungan Logam Berat Hg, Pb, Cd, dan As Terlarut di Perairan Pantai Bojonegara, Teluk Banten.
Suwari, R. E., Pramudya, B., & Djuwita, I. (2010). Penentuan Status Mutu Air Kali Surabaya dengan Metode Storet dan Indeks Pencemaran. Majalah Ilmiah Widya, 27(297), 59-63.
Takarina, N. D., Nurliansyah, W., & Wardhana, W. (2019). Relationship between environmental parameters and the plankton community of the Batuhideung Fishing Grounds. Biodiversitas Journal of Biological Diversity, 20(1), 171-180.
Udi, P., & Nana, S. S. (2011). Manajemen kualitas air pada kegiatan perikanan budidaya. Departemen Kelautan dan Perikanan Direktorat Jendral Perikanan Budidaya Balai Budidaya Air Payau Takalar.
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Copyright (c) 2025 Jurnal Tropical Aquatic Sciences

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.