DAMPAK INVESTASI AUSTRALIA DALAM PENGEMBANGAN PARIWISATA DI LABUAN BAJO MELALUI IA-CEPA (INDONESIA AUSTRALIA COMPREHENSIVE ECONOMIC PARTNERSHIP AGREEMENT)
DOI:
https://doi.org/10.30872/RGJ.v27i1/3641Keywords:
Investasi, Pengembangan Pariwisata, IA-CEPA, Labuan Bajo, Investasi Asing LangsungAbstract
Fokus penelitian ini adalah bagaimana dampak investasi terhadap pengembangan potensi pariwisata di Labuan Bajo, Kecamatan Komodo, Kabupaten Manggarai Barat, Provinsi Nusa Tenggara Timur pada tahun 2021-2023. Fokus penelitian pada Labuan Bajo disebabkan oleh beberapa permasalahan seperti akses jalan yang tidak memadai, sumber daya manusia yang tidak profesional mengelolanya, sumber air minum yang cukup terbatas, lahan yang dikenal dengan perdagangan ilegal dan pengelolaan sampah yang buruk. Teori yang digunakan oleh penulis adalah Foreign Direct Investment (FDI) dan pengembangan pariwisata. Hasil penelitian menggambarkan bahwa investasi yang dilakukan dalam pengembangan pariwisata Labuan Bajo melalui IA-CEPA telah memberikan hasil seperti pembangunan tujuh belas wilayah pekerjaan untuk mendukung Program Destinasi Pariwisata Super Prioritas Labuan Bajo (DPSP), dimana pekerjaan ini meliputi pekerjaan perbaikan jalan untuk pariwisata, trotoar, Drainase, Perbaikan Jalan Geometris, Konstruksi Jalan, Pelestarian Jalan, Pembangunan Bundaran menuju Golomori, Penanaman Vegetasi Tambahan dan Penataan Median Bandara Komodo
References
Annur, C. M. (2024). Ada 1,14 Juta Kunjungan Turis Asing ke Indonesia per Akhir 2023, Lampaui Pra-Pandemi. DataBoks.
Armavillia, K. E. (2023). Jumlah Perjalanan Wisatawan Domestik 5 tahun terakhir. GoodStat. Calisto, M. (2023). Rangkaian Daftar Permasalahan di Labuan Bajo. Kompasiana.
Dunning, J. H. (2001). The Electric (OLI) Paradigm of International Production: Past, Present, and Future. International Journal of The Economics of Business, Vol. 8, No. 2, pp. 173- 190.
Fransisca, G. (2019). Enam Masalah Wujudkan Wisata Premium Labuan Bajo. Querta Karensa, E. (2016). Labuan Bajo Needs More Than Komodo Island to Boost Tourism.
Kedutaan Besar Australia di Indonesia. (2020). A New Era of Trade and Investment for Australia and Indonesia.
Kedutaan Besar Australia Indonesia. (2023). Kemitraan Indonesia-Australia untuk Infrastruktur Membangun Mata Pencaharian dan Ekonomi.
Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. (2021). Eksotisme Labuan Bajo, Pantai Menawan hingga Rumah Hewan Purba.
Kementrian Perdagangan. (2019) Fact Sheet of IA- CEPA.
Kharisma, E. (2023). Transformasi Labuan Bajo sebagai Destinasi Pariwisata Super Prioritas: Langkah Strategis Pemerintah Indonesia.Direktorat Jendral Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko. Kementrian Keuangan.
Makoni, P. L. (2015). An Extenve Exploration of Theories of Foreign Direct Investment. Virtus Interpress
Nabal, A. (2023). Labuan Bajo, Kota Untuk Semua.
Natalia, F. (2022). Kunjungan Wisata ke Labuan Bajo Capai 65.362 tapi Pendapatan Asli Daerah Masih Minim. KompasTV.
PRIM. (2018). Manajemen Jaringan Jalan. KIAT Website.
PU-Net. (2019). Kementerian PUPR Jamin Konektivitas Kawasan Wisata Labuan Bajo. Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.
PU-Net. (2019). Tahun 2020, Kementerian PUPR Tambah Anggaran Infrastruktur di 5 Kawasan Pariwisata Super Prioritas. Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.
Purwowidhu. CS. (2023). Kian Melesat di 2023, Pariwisata Indonesia Bersiap Menuju Level Prapandemi. Media Keuangan (Kementrian Keuangan).
Puspaningtyas. (2023). Manggarai Barat Catat Pendapatan Pariwisata Terbesar dari Aktivitas Menyelam. Republika.
Reily, M. (2019). Jokowi Keluhkan Enam Masalah Kawasan Pariwisata 10 Bali Baru. KataData
Sekretariat Nasional ASEAN-Indonesia. (2020). Perdagangan Bebas IA-CEPA dan ASEAN- Hong Kong Mulai Berlaku, Siap-Siap Banjir Impor
Soo, F. (2023). Jumlah Kunjungan Wisatawan Ke Labuan Bajo Hingga Oktober 2023 Meningkat. Lembaga Penyiaran Publik Radio Republik Indonesia.
Suwantoro. (2004). Strategi Pengembangan Pariwisata.
Downloads
Published
Issue
Section
License
Copyright (c) 2024 Ananda Fitria Zenyssa, Sonny Sudiar

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.