Sosialisasi dan Demonstrasi Pembuatan Perangkap Nyamuk Menggunakan Gula Merah dan Ragi sebagai Tindakan untuk Mengantisipasi dan Mengatasi Demam Berdarah Dengue di RW 3 Kelurahan Lidah Kulon Kota Surabaya

Authors

  • Muhammad Fikri Ezra Pratama Universitas Airlangga
  • Wulan Anggrai Dwi Aizah Universitas Airlangga
  • Kirana Juwita Ningrum Universitas Airlangga
  • Tio Caesar Ishari Universitas Airlangga
  • Hananda Aisya Maharani Universitas Airlangga
  • Nandyta Alayda Fazly Universitas Airlangga
  • Diajeng Lidya Hariyanti Universitas Airlangga
  • Riza Izzat Pratama Universitas Airlangga

DOI:

https://doi.org/10.30872/abdikesmasmulawarman.v4i2.1170

Keywords:

Demam Berdarah Dengue, Pemberantasan Sarang Nyamuk, Pemberdayaan Masyarakat, Jebakan Nyamuk, Surabaya

Abstract

Demam Berdarah Dengue (DBD) masih menjadi permasalahan kesehatan masyarakat di dunia. Di Indonesia DBD merupakan penyakit endemik. Pada tahun 2023, kasus DBD tercatat sejumlah 98.071. Hal ini menurun apabila dibandingkan pada tahun 2022 yang tercatat pada 143.176 kasus. Walaupun begitu, beberapa wilayah di Surabaya masih memiliki capaian Angka Bebas Jentik (ABJ) dibawah 95%. Oleh karena itu kegiatan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) masih terus dilaksanakan dan akan terus dioptimalkan. Merujuk pada Strategi Nasional Penanggulangan Dengue 2021-2025, artikel ini berfokus pada strategi dalam hal peningkatan keterlibatan masyarakat dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dan mengembangkan kajian, penemuan, inovasi, dan riset sebagai dasar pembentukan kebijakan dan manajemen program berbasis bukti. Pemberdayaan ini memiliki tujuan untuk meningkatkan keterlibatan masyarakat dalam PSN seperti pemberdayaan Kader Surabaya Hebat (KSH) dan inovasi untuk menghadapi DBD. Oleh karena itu, dalam pemberdayaan ini memiliki metode untuk ikut turut bergabung dalam kegiatan PSN sebagai Jumantik, melakukan pre-test, melakukan sosialisasi tentang DBD, demonstrasi inovasi pembuatan perangkap nyamuk menggunakan bahan dasar gula merah dan ragi, tanya jawab dan melakukan post-test. Hasil dari kegiatan ini adalah bahwa masih terdapat KSH yang tidak mengetahui DBD, 3M Plus dan penggunaan gula merah dan ragi sebagai perangkap nyamuk. Setelah dilakukannya sosialisasi dan diadakan post-test, hasil menunjukkan bahwa terjadi peningkatan pemahaman oleh partisipan, yang merupakan sasaran utama kegiatan. Penulis merekomendasikan untuk tetap mengadakan sosialisasi antara KSH dan pihak-pihak terkait di pemerintahan seperti Puskesmas atau Kelurahan untuk tetap menajamkan kemampuan KSH dalam melakukan PSN.

Downloads

Published

31-10-2024