Analisis Postur Kerja dengan Menggunakan Metode Rapid Office Strain Assessment (ROSA)
(Studi Kasus: PT. PLN Sektor Mahakam)
DOI:
https://doi.org/10.30872/jatri.v1i1.489Keywords:
ergonomi, nordic body map, postur kerja, rapid office strain assessmentAbstract
PLN Sektor Mahakam adalah salah satu Badan Usaha Milik Negara yang membidangi sektor usaha kelistrikan di Indonesia dimana pekerjanya rata-rata menggunakan komputer dalam bekerja. Tuntutan pekerjaan yang mengharuskan pekerja duduk di depan komputer menyebabkan munculnya gejala Musculoskeletal Disorders (MDSs) sehingga perlu untuk dilakukan pengukuran postur kerja dan identifikasi penyebab ketidakergonomisan postur kerja serta rekomendasi usulan perbaikan. Hasil pengukuran postur kerja dengan menggunakan metode Rapid Office Strain Assessment (ROSA) pada 6 sampel pekerja di 4 departemen berbeda didapatkan hasil sampel pekerja 1 departemen Enjiniring dengan nilai 6, sampel pekerja 2 departemen Enjiniring dengan nilai 8, sampel pekerja departemen Operasi dan Pemeliharaan dengan nilai 8, sampel pekerja departemen Energi Primer dan Logistik dengan nilai 8, sampel pekerja 1 departemen Keuangan, SDM, dan Administrasi (KSA) dengan nilai 8, dan sampel pekerja 2 departemen Keuangan, SDM, dan Administrasi (KSA) dengan nilai 9. Nilai pengukuran postur kerja lebih dari 4 sehingga postur kerja dinyatakan tidak ergonomis dan perlu dilakukan perbaikan sesegera mungkin. Faktor yang menyebabkan ketidakergonomisan postur kerja disebabkan oleh faktor man (manusia) dipengaruhi pekerja menggunakan fasilitas kerja dengan tidak ergonomis, faktor machine (mesin) dipengaruhi oleh fasilitas kerja yang non-adjustable, tidak adanya lengan kursi, palmrest, document holder, dan permukaan kerja yang terlalu tinggi. Faktor method (metode) dipengaruhi oleh cara pekerja menggunakan dan meletakkan fasilitas kerja, dan faktor material (bahan) dipengaruhi oleh fasilitas kerja yang berbahan keras. Rekomendasi usulan perbaikan yang diberikan adalah perbaikan postur kerja yaitu postur penggunaan kursi, postur penggunaan monitor, postur penggunaan telepon, postur penggunaan mouse, postur penggunaan keyboard. Sementara rekomendasi perbaikan fasilitas kerja adalah usulan kursi ergonomis dengan ukuran ketinggian alas kursi adalah 43 cm, ukuran lebar kursi adalah 40 cm, ukuran kedalaman kursi 41 cm, ukuran tinggi sandaran lengan adalah 18 cm, dan tinggi sandaran punggung adalah 63 cm. Setelah dilakukan perbaikan postur kerja dan perbaikan fasilitas kerja, dilakukan pengukuran postur kerja dan didapatkan nilai postur kerja setelah perbaikan adalah 3 yang berarti postur kerja sudah ergonomis.
References
Iridiastadi, H., dan Yassierli, 2014, Ergonomi Suatu Pengantar, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung.
Kuswana, W., 2014, Ergonomi dan K3 Kesehatan Keselamatan Kerja, Remaja Rosdakarya, Bandung.
Nurmianto, E., 2004, Ergonomi Konsep Dasar dan Aplikasinya, Guna Widya, Surabaya.
Occupational Health Clinics for Ontario Workers Inc (OHCOW), 2008, Office Ergonomics Handbook Fifth Edition, Canada.
Setyaji, J., 2010, Buku Pintar Komputer dan laptop, Mediakita, Jakarta.
Sonne, M., Villata, D., dan Andrews, D., 2011, “Development and evaluation of an office ergonomic risk checklist: ROSA--rapid office strain assessment”. Applied Ergonomics. Vol. 43, No.1, January 2012, pp. 98-108.
Sugiyono, 2012, Metode Penelitian Administrasi Dilengkapi Dengan Metode R&D, Alfabeta, Bandung.
Susihono, W., dan Prasetyo, W., 2012, Perbaikan Postur Kerja Untuk Mengurangi Keluhan Muskuloskeletal Dengan Pendekatan Metode OWAS (Studi Kasus di UD. Rizki Ragil Jaya – Kota Cilegon), Spektrum Industri, Vol. 10, No. 1, ISSN 1963-6590, Universitas Sultan Agung Tirtayasa.
Tarwaka, 2015, Ergonomi Industri Dasar-dasar Pengetahuan Ergonomi dan Aplikasi di Tempat Kerja, Harapan Press, Surakarta.
Wignjosoebroto, S., 2006, Ergonomi Studi Gerak dan Waktu, Guna Widya. Surabaya.
Yuniarto, H., Akbari, A., dan Masruroh, N., 2014, Perbaikan Pada Fishbone Diagram Sebagai Root Cause Analysis Tool, Jurnal Teknik Industri ISSN: 1411-6340, Universitas Gadjah Mada.