Lost on The Sexy Road: Representation of Symbolic Violence Against The Exploitation of Women's Bodies in #Pemersatubangsa on Social Media Tersesat di Jalan yang Seksi: Representasi Kekerasan Simbolik Terhadap Eksploitasi Tubuh Perempuan Pada #Pemersatubangsa Di Media Sosial

Main Article Content

Ari Susanti

Abstract

Penelitian ini membahas tentang kata pemersatu bangsa sebagai tanda pagar di media sosial yang untuk memudahkan pencarian perempuan yang mengeksploitasi kemolekan tubuhnya melalui foto-foto seksinya. Salah satu pemersatu bangsa adalah Tante Ernie. Istilah pemersatu bangsa bermula dari celetukan Gofar Hilman di Podcast Sekut FM dan diunggah di saluran YouTube. Secara tidak langsung, fenomena ini menunjukkan adanya kekerasan simbolik yang dilakukan oleh kelompok dominasi (laki-laki) bahwa perempuan (kelompok marjinal) dijadikan objek pemersatu bangsa atas eksploitasi tubuhnya. Melalui paradigma kritis dan kualitatif, penelitian ini dikaji menggunakan analisis semiotika dan dikaitkan dengan teori kekerasan simbolik Pierre Bourdieu. Ditinjau dari aspek semiotika Roland Barthes, makna denotasi dari kata pemersatu bangsa bermakna sesuatu hal yang dapat mempersatukan bangsa. Namun dalam penelitian ini, makna konotasi yang muncul adalah eksploitasi tubuh perempuan sebagai alat pemersatu bangsa. Sehingga dominasi laki-laki terhadap perempuan ini menjadi mitos tercermin dalam pembiaran masyarakat atas fenomena ini. Kekerasan simbolik bersifat laten berakibat terjadi pelecehan terhadap perempuan dan harkat dan martabat bangsa Indonesia. Maka dari itu, #PemersatuBangsa tanpa disadari masyarakat Indonesia melakukan kekerasan simbolik terhadap perempuan dengan tetap mengaksesnya di media sosial.

Article Details

Section
Articles