Bioakumulasi kadmium (Cd), timbal (Pb), dan tembaga (Cu) pada gastropoda di Desa Kersik, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur

Bioaccumulation of Cadmium (Cd), Lead (Pb), and Cadmium (Cu) in Gastropods in Kersik Village, Kutai Kartanegara Regency, East Kalimantan

Authors

  • Izza Dzikriyah Muslim Universitas Mulawarman
  • Akhmad Rafii Universitas Mulawarman
  • Ghitarina Ghitarina Universitas Mulawarman

DOI:

https://doi.org/10.30872/jipt.v2i1.238

Keywords:

mangroves, invertebrates, heavy metals, pollution, water quality

Abstract

Heavy metals are compounds that can affect the quality of a waters. Various kinds and types of heavy metals that enter and settle in sediments can cause diversity to decrease to the extinction of organisms in the waters. This study was aimed to determine the content of Cd, Pb, and Cu accumulated in water, substrate, and gastropods obtained from Kersik Village, Kutai Kartanegara Regency, East Kalimantan. Samples of water, substrate, and gastropods were collected from 4 stations with 3 repetitions. Water samples, substrates, and gastropods were analyzed using AAS. Concentration ranges of Cd, Pb, and Cu in water were 0.003 - 0.011 mg/L; 0.161 - 0.731 mg/L; and 0.007 - 0.009 mg/L, respectively. The concentration ranges of Cd, Pb, and Cu on the substrate were 0.021 - 0.182 mg/kg; 19.5 - 31.12 mg/kg; and 14.29 - 15.47 mg/kg, respectively. In gastropods, the range of Cd concentrations was 0.509 - 0.675 mg/kg, while for Pb and Cu were 15.96 - 21.52 mg/kg and  57.78 - 92.4 mg/kg, respectively. The concentration of Pb in gastropods at all stations has exceeded the quality standard based on SNI-7387-2009, while the concentration of Cu in gastropods at all stations has also exceeded the quality standard based on BPOM No.03725/B/SK/89. Bioconcentration Factor (BCF) of organisms to sediment (BCFo-s), shows the ability to accumulate Cu in Gastropods which is higher than Cd and Pb. Bioconcentration Factor (BCF) analysis of organisms to water (BCFo-w), showed that the accumulation of Cd, Pb, and Cu were in the low, medium, to high categories. The average comparison of concentrations of the three heavy metals at each observation station was not significantly different (sig. > 0.05).

References

Ahmed Q, Ali QM, Bat L. Assessment of Heavy Metals Concentration in Holothurians, Sediments and Water Samples from Coastal Areas of Pakistan (Northern Arabian Sea). Journal of Coastal Life Medicine 2017; 5(5): 191-201.

Amin B, Afriyani E, Saputra MA. Distribusi Spasial Logam Pb dan Cu Pada Sedimen dan Air Laut Permukaan di Perairan Tanjung Buton Kabupaten Siak Provinsi Riau. Jurnal Teknobiologi 2011; 2(1): 1-8.

Amriani, Hendrarto B, Hadiyarto A. Bioakumulasi Logam Berat Timbal (Pb) dan Seng (Zn) Pada Kerang Darah (Anadara Granosa L.) dan Kerang Bakau (Polymesoda Bengalensis L.) di Perairan Teluk Kendari. Jurnal Ilmu Lingkungan 2011; 9(2): 48.

Anggraini W, dan Puryanti D. Identifikasi Pencemaran Logam Berat Tembaga (Cu), Timbal (Pb) dan Kadmium (Cd) Air Laut di Sekitar Pelabuhan Teluk Bayur Kota Padang. Jurnal Ilmu Fisika 2019; 11(2): 99.

Baloch S, Kazi TG, Baig JA, Afridi HI, dan Arain MB. Occupational Exposure of Lead and Cadmium on Adolescent and Adult Workers of Battery Recycling and Welding Workshops: Adverse Impact on Health. Science of The Total Environment 2020; 720.

BSN. 2009. SNI 7387: 2009. Batas Maksimum Cemaran Logam Berat dalam Pangan. Badan Standarisasi Nasional. ICS 67.220.20. Jakarta.

Ernanto R, Agustriani F, dan Aryawati R. Struktur Komunitas Gastropoda Pada Ekosistem Mangrove di Muara Sungai Batang Ogan Komering Ilir Sumatera Selatan. Maspari Journal 2010; 01(77):77.

Febrita E, Darmadi, dan Trisnani T. 2013. Kandungan Logam Berat Tembaga (Cu) Pada Siput Merah (Cerithidea Sp) di Perairan Laut Dumai Provinsi Riau. Prosiding Semirata Fmipa Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Gitarama AM, Krisanti M, dan Agungpriyono DR. Komunitas Makrozoobentos dan Akumulasi Kromium di Sungai Cimanuk Lama, Jawa Barat. Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia (JIPI) 2016, 21(1): 48-5.

Gupta SK, dan Singh J. Evaluation of Mollusc As Sensitive Indicatior of Heavy Metal Pollution In Aquatic System: A Review. Journal IIOAB 2011, 2(1): 49-57.

Harahap IM, Syahrial, Erlangga E, Imanullah, dan Ezraneti R. Gastropoda Telescopium Telescopium (Linnaeus, 1758) di Hutan Mangrove Desa Cut Mamplam Provinsi Aceh, Indonesia. Jurnal Kelautan Tropis 2022, 25(2): 157.

Hutagalung, H.P. 1991. Pencemaran Laut Oleh Logam Berat. Status Pencemaran Laut Indonesia dan Teknik Pemecahannya. P30-LIPI. Jakarta.

Kamarati KF, Ivanhoe M, dan Sumaryono M. Kandungan Logam Berat Besi (Fe), Timbal (Pb) dan Mangan (Mn) Pada Air Sungai Santan. Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa 2018; 4(1): 49-50.

Kawung NR, Rompas RR, Paulus JJH, Lasut MT, Mantiri DHM, dan Rumampuk ND. Analisis Akumulasi Kandungan Logam Kadmium Pada Akar dan Daun Mangrove di Perairan Basaan-Belang Kabupaten Minahasa Tenggara dan Likupang Kabupaten Minahasa Utara. Jurnal Pesisir dan Laut Tropis 2018; 1(1): 98-106.

Keputusan Direktur Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan Nomor: 0375/B/SK/VII/89 Tentang Batas Maksimal Cemaran Logam dalam Makanan.

Khairuddin, Yamin M, Syukur A. Analisis Kandungan Logam Berat Pada Tumbuhan Mangrove Sebagai Bioindikator di Teluk Bima. Jurnal Biologi Tropis 2018; 18(1): 75-76.

Leiwakabessy, F. 2005. Logam Berat di Perairan Pantai Pulau Ambon dan Korelasinya dengan Kerusakan Cangkang, Rasio Seks, Ukuran Cangkang, Kepada Individu dan Indeks Keragaman Jenis Siput Nerita (Neritidae: Gastropoda). Disertasi. Tidak Dipublikasikan. Program Pascasarjana Universitas Airlangga. Surabaya.

Lukman A. 2016. Bioakumulasi Logam Berat Kadmium (Cd) Pada Udang Windu (Penaeus monodon) di Tambak Tradisional Kecamatan Jabon, Kabupaten Sidoarjo. Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Airlangga. Surabaya.

MENKLH. 2004. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor: 51/MENLH/2004 Tahun 2004, Tentang Penetapan Baku Mutu Air Laut Dalam Himpunan Peraturan di Bidang Lingkungan Hidup. Jakarta.

Pemerintah Republik Indonesia. 2001. Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 Tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air. Jakarta: Presiden Republik Indonesia.

Pemerintah Republik Indonesia. 2021 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2021 Tentang Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.

Permatasari A. 2017. Analisis Logam Berat Cu, Co, dan V Pada Sedimen Perairan Kabupaten Mamuju Menggunakan Inductively Coupled Plasma Optical Emission Spectroscopy (Icp-Oes). Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Hasanuddin. Makassar.

Rahayu DR, dan Mangkoedihardjo S. Kajian Bioaugmentasi untuk Menurunkan Konsentrasi Logam Berat di Wilayah Perairan Menggunakan Bakteri (Studi Kasus: Pencemaran Merkuri di Sungai Krueng Sabee, Aceh Jaya). Jurnal Teknik ITS 2022; 11(1): 16.

Ranjan TJU, dan Babu R. Heavy Metal Risk Assessment in Bhavanapadu Creek Using Three Potamidid Snails- Telescopium Telescopium, Cerithidea obtuse and Cerithidea cingulata. Journal Environmental Analytical Toxicology 2016; 6(4): 38.

Roychoudhury S, Nath S, Massanyi P, Stawarz R, Kacaniova M, dan Kolesarova A. Copper Induced Changes in Reproductive Functions: in Vivo and in Vitro Effects. Physiological Research 2016; 65(1): 11-22.

Setiawan H, dan Subiandono E. Konsentrasi Logam Berat Pada Air dan Sedimen di Perairan Pesisir Provinsi Sulawesi Selatan (Heavy Metals Consentrations in Water and Sediment at Coastal Waters of South Sulawesi Province). Forest Rehabilitation Journal 2015; 3(1): 73.

Sitorus S, Ilang Y, dan Nugroho RA. Analisis Kadar Logam Pb, Cd, Cu, As Pada Air, Sedimen dan Bivalvia di Pesisir Teluk Balikpapan. Dinamika Lingkungan Indonesia 2020; 7(2): 91.

Solomon, F. Impacts of Copper on Aquatic Ecosystems and Human Health. Environment & Communities 2009; 25(8):25-28.

Sulaeman, Suparto, dan Eviati. 2005. Analisis Kimia Tanah, Tanaman, Air, dan Pupuk. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian. Bogor.

Supriyantini E, dan Soenardjo N. Kandungan Logam Berat Timbal (Pb) dan Tembaga (Cu) Pada Akar dan Buah Mangrove Avicennia marina di Perairan Tanjung Emas Semarang. Jurnal Kelautan Tropis 2015; 18(2): 102.

Swedish Environmental Protection Agency (SEPA). 2000. Environmental Quality Criteria Coasts and Seas. Sweden: Aralia.

Wulandari E, Herawati EY, dan Arfiati D. Kandungan Logam Berat Pb Pada Air Laut dan Tiram Saccostrea Glomerata Sebagai Bioindikator Kualitas Perairan Prigi, Trenggalek, Jawa Timur. Jurnal Penelitian Perikanan 2012; 1(1): 10-14.

Wulansari DF, dan Kuntjoro S. 2018. Keanekaragaman Gastropoda dan Peranannya Sebagai Bioindikator Logam Berat Timbal (Pb) di Pantai Kenjeran, Kecamatan Bulak, Kota Surabaya. Lenterabio 2018; 7(3): 242.

Yayu G, Nineu, dan Permanawati Y. Kandungan Logam Berat (Cd, Cu, Pb, dan Zn) dalam Air Laut di Perairan Pantai Timur Pulau Rote. Jurnal Geologi Kelautan 2015; 13(2):99-108.

Downloads

Published

08-03-2023

How to Cite

Muslim, I. D., Rafii, A. ., & Ghitarina, G. (2023). Bioakumulasi kadmium (Cd), timbal (Pb), dan tembaga (Cu) pada gastropoda di Desa Kersik, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur: Bioaccumulation of Cadmium (Cd), Lead (Pb), and Cadmium (Cu) in Gastropods in Kersik Village, Kutai Kartanegara Regency, East Kalimantan. Nusantara Tropical Fisheries Science (Ilmu Perikanan Tropis Nusantara), 2(1), 30–40. https://doi.org/10.30872/jipt.v2i1.238