Representation of Sakarosa Dance Movements As a Media For Message Delivery in Banyuwangi Regency, Glenmore District

Abstract

Seni tari memiliki peran sebagai ruang kreatif, mengembangkan skil atau bakat, dan media komunikasi. Keberadaan seni tari tidak luput dan dilepaskan dari nilai-nilai hidup masyarakat. Seni tari menjadi salah satu kebudayaan di setiap asal daerah khususnya Banyuwangi. Banyuwangi sebagai kabupaten bagian provinsi Jawa Timur, ibu kota kabupaten yang terletak di ujung paling timur pulau Jawa. Banyuwangi memiliki kesenian nilai unggul dan keunikan tersendiri, yaitu Tari Sakarosa. Tari Sakarosa adalah salah satu tari kreasi yang memiliki keunikan dan keunggulan budaya terlahir asal Banyuwangi, menggambarkan semangat dan dinamika kehidupan masyarakat Glenmore, erat sekali kaitannya dengan industri perkebunan tebu dan pabrik gula. Di setiap gerakan Tari Sakarosa memiliki makna dan pesan tersirat yang berhubungan dengan kondisi sosial dan budaya masyarakat Glenmore. Hasil penelitian bahwa dalam Tari Sakarosa beberapa diantaranya menampilkan bagaimana proses memanen dan menanam tebu. Tari Sakarosa lahir dan hadir dengan Paduan gerak yang bersemangat berapi-api, dan nyawa sakarosa pewaris generasi selanjutnya. Namun, keberadaan Tari Sakarosa masih kurang dikenal secara luas, baik di Banyuwangi itu sendiri maupun di luar daerah. Faktor dari masalah ini yaitu minimnya dokumentasi, publikasi, dan persaingan budaya modern. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif, yang melibatkan wawancara, observasi dan dokumentasi. Teori yang digunakan adalah teori Beyond Human Communication model Naturalizing Culture (Donald Carbaugh). Kesimpulan menunjukkan Tari Sakarosa merupakan suatu bentuk ekspresi budaya dan bentuk local wisdom masyarakat Glenmore yang mencerminkan kerja keras, kebersamaan bekerja, bentuk penghormatan, dan semangat membara pelestarian. Penelitian ini bertujuan untuk memperluas kebudayaan Tari Sakarosa dan memahami makna mendalam yang terkandung dalam gerakan Tari Sakarosa.